Thursday, November 20, 2014

Bedug

Bedug senantiasa dikaitkan dengan media panggil peribadatan. Ada pendapat tradisi bedug dikaitkan dengan budaya Cina. Adanya Bedug dikaitkan dengan ekspedisi pasukan Cheng Ho abad ke-15. Laksamana utusan kekaisaran Ming yang Muslim itu menginginkan suara bedug di masjid-masjid, seperti halnya penggunaan alat serupa di kuil-kuil Budha di Cina. Ada pula pendapat bedug berasal dari tradisi drum Cina yang menyebar ke Asia Timur, kemudian masuk Nusantara.


Namun menurut Drs M Dwi Cahyono, arkeolog dari Universitas Negeri Malang yang melakukan studi bedug di Jawa bersama tim Sampoerna Hijau, pada masa prasejarah, nenek moyang kita juga sudah mengenal nekara dan moko, sejenis genderang dari perunggu. Pemakaiannya berhubungan dengan religi minta hujan.

Kata Bedug juga sudah disinggung dalam kidung Malat, sebuah karya sastra berbentuk kidung. Susastra kidung berisi cerita-cerita panji. Umunya ditulis pada zaman Mahapahit, dari kurun waktu abad ke 14-16 Masehi. Dalam Kidung Malat dijelaskan, instrumen musik membrafaon bedug dibedakan antara bedug besar yang diberi nama teg-teg dengan bedug ukuran biasa.

Bedug pada masa itu berfungsi sebagai alat komunikasi dan penanda waktu seperti perang, bencana alam, atau hal mendesak lainnya. Dibunyikan pula untuk menandai tibanya waktu. Maka ada istilah dalam bahasa Jawa: wis wanci keteg. Artinya ”sudah waktu siang” yang diambil dari waktu saat tegteg dibunyikan.

Cornelis De Houtman dalam catatan perjalanannya D’eerste Boek menjadi saksi keberadaan bedug yang sudah meluas pada abad ke-16. Ketika komandan ekspedisi Belanda itu tiba di Banten, ia menggambarkan di setiap perempatan jalan terdapat genderang yang digantung dan dibunyikan memakai tongkat pemukul yang ditempatkan di sebelahnya. Fungsinya sebagai tanda bahaya dan penanda waktu. Kesaksian ini jelas menunjuk pada bedug.

Kendati demikian, pengaruh Cina pun tidak dinafikan. Ditilik dari sisi konstruksi, teknik pemasangan tali/pasak untuk merekatkan selaput getar ke resonator pada bedug Jawa, mirip pada cara yang digunakan pada bedug di Asia Timur seperti Jepang, Cina, atau Korea. Bukti lain terlihat pada penampilan arca terakota yang ditemukan di situs Trowulan. Arca-arca prajurit berwajah Mongoloid itu tampak menabuh tabang-tabang, sejenis genderang yang terpengaruh budaya timur tengah. Kemungkinannya itulah instrumen musik yang dimainkan orang-orang Cina Muslim di ibukota Majapahit.

Menariknya, tabang-tabang sebenarnya merupakan instrumen musik yang sudah ada sejak masa Hindu-Budha. Di dalamnya ada pengaruh kuat dari India dan budaya Semit beragama Islam. Namun diperkenalkan dan dimainkan oleh masyarakat Cina Muslim.

Jadi, bedug bisa dikatakan contoh perwujudan akulturasi budaya waditra (instrumen musik membrafon, di mana secara fisiografis terjadi perpaduan antara waditra membrafon etnik Nusantara dengan wadistra sejenis dari luar seperti India, Cina, dan Timur Tengah.

Pada Muktamar NU ke-11 di Banjarmasin Kalimanatan Selatan 1936 kembali mengukuhkan penggunaan Beduk dan kentongan, bahwa pemakaian kedua alat tersebut di masjid-masjid sangat diperlukan untuk memperbesar syiar Islam. Dengan adanya keputusan itu serangan Islam modernis bisa dieliminir, dan tradisi pemakaian beduk terus dipertahankan.

Pada masa orde baru ketika organisasi NU mulai ditekan sementara Islam modernis mulai mendapat tempat, maka ”debedukisasi” dilakukan, sehingga banyak beduk-beduk bersejarah yang hilang dan sebagian besar digudangkan. Kemudian dikembangkan program speakerisasi, sehingga hampir tiap masjid yang sudah dihilangkan beduknya diganti dengan memasang speaker di menara atau di kubah. Hanya dilingkungan masjid Nu dan kelompok Islam bermazhab seperti Perti, Al Washliyah, Mathlaul Anwar dan sebagainya, atau mesjid yang belum diambil oleh kelompok Islam modernis tetap memakai beduk. Hal itu menadji petanda masjid yang dikelola oleh Islam bermazhab dengan Islam modernis yang tidak bermazhab.


Permainan/Kesenian Bedug

1.Seni Ngadulag

Seni ngadulag berasal dari daerah Jawa Barat. Pada dasarnya, bedug memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tabuhan bedug di tiap-tiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya, sehingga menjadikannya khas. Sehingga lahirlah sebuah istilah “Ngadulag” yang menunjuk pada sebuah keterampilan menabuh bedug. Kini keterampilan menabuh bedug telah menjadi bentuk seni yang mandiri yaitu seni Ngadulag (permainan bedug). Di daerah Bojonglopang, Sukabumi, seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh bedug terbaik. Kompetisi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu keindahan dan ketahanan. Keindahan mengutamakan irama dan ritme tabuhan bedug, sedangkan ketahanan mengutamakan daya tahan menabuh atau seberapa lama kekuatan menabuh bedug. Kompetisi ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Dari permainan inilah seni menabuh bedug mengalami perkembangan. Dahulu, peralatan seni menabuh bedug hanya terdiri dari bedug, kohkol, dan terompet. Tapi kini peralatannya pun mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, menabuh bedug kini juga dilengkapi dengan alat-alat musik seperti gitar, keyboard, dan simbal.



2.Seni Rampak Bedug

Rampak Beduk merupakan sajian instrumen berupa perkusi, yang ditingkahi suara bedug berbagai ukuran. Ada empat bedug diikat kain merah biru, yang dipukul oleh pemain yang berdiri di tengah. Di pinggirannya, kelompok musik menimpali dengan bedug berbagai ukuran. Sesekali suara terdengar dari mulut para pemainnya, mirip suara musik tiup. Namun, tak ada sajian instrumen tiup. Yang terdengar, suara harmonis antara bedug dan para vokalis tradisi saling menyahut. Seni Rampak Bedug berawal dari kebiasaan penduduk berkeliling kampung sambil memukul bedug kala sahur di bulan puasa. Yang kemudian dijadikan ajang untuk beradu keras memukul bedug. Alhasil terjadilah pertemuan antar mereka, saling beradu kekuatan bedug. Tari Rampak Beduk Banten dimainkan oleh secara masal. Sekilas, gerakannya mirip tarian dari daerah Aceh.



3.Bedug Kerok

Bedug Kerok adalah Kesenian asli Provinsi Banten dari Kampung Yudha, Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupten Serang. Asal muasalnya seni Bedug Kerok ini tercipta ketika negara ini sedang gonjang-ganjing oleh krisis, yaitu pada tahun 1998 dimana terjadi peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masa Reformasi. Pada saat itu terjadi kerusuhan dimana-dimana, pembakaran, penjarahan, penculikan dan lain sebagainya. Rakyat dimana-mana panik, resah dan gelisah, masa itu negara dalam keadaan kacau balau, perekonomian Indonesia jatuh, pengangguran dimana-mana, perusahaan-perusahaan bangkrut dan masih banyak dampak negatif lainnya. Nah, melihat hal itu beliau Bapak M. Jufri Nur mencetuskan suatu ide kesenian dimana supaya rakyatnya menjadi terhibur, sehingga diciptakanlah Bedug Kerok, bedug yang menghibur dengan penari laki-laki berjoged sesuai irama musik bedug dan kohkol/kentongan dengan menggunakan topeng serta mengenakan baju compang-camping. Itulah Bedug Kerok yang kala itu bisa mengalihkan keresahan masyarakat kampung, khususnya Kampung Yudha, Desa Mander. Dan sampai saat ini pun Bedug Kerok masih eksis dan terus dilestarikan dengan berbagai perkembangan.

Wednesday, November 5, 2014

Rumah Rumah Yang Terbuat Dari Tumpukan JERAMI

Bayangkan, bangun tidur dan kemudian melihat dunia mengapung melewati jendela kita, kira-kira bencana apa yang sedang terjadi - banjir bandang atau badai mimpi buruk sedang menerjang rumah kita ? Atau ini hanya suatu hari yang biasa saja di ranjang rumput terapung di danau Titicaca.


Berlokasi di ketinggian 3812 meter di padang Peruvian, di sini terdapat 40 pulau-pulau terapung. Awalnya dibuat oleh orang-orang Uros dari Peru dari jaman Inca, pulau-pulau cantik ini digunakan untuk tempat pelarian dan berlindung dari peperangan yang tidak pernah berhenti di tanah airnya. Cara suku Uros ini bisa benar-benar membuat mereka sulit dijangkau oleh agresor, dan karena dikerjakan dengan sangat baik untuk masyarakat mereka selama berabad-abad, sepertinya tidak ada alasan untuk berpindah ke tanah daratan.

Dibuat dengan tangan secara seksama, pedesaan terapung ini disusun dari lapisan-lapisan rumput ilalang tortora yang dijadikan satu dan diikatkan ke suatu struktur dasar terapung, seperti ponton. Hasilnya adalah seperti rakit raksasa, dan hebatnya mampu menahan beban yang berat dan besar.



Pulau-pulau ini sebenarnya cukup mutakhir dan bisa dipaksa dibebani tetapi juga harus diperbaiki secara berkala untuk memelihara kekuatannya. Ketika ilalang-ilalang tua mulai terlepas dari struktur dasarnya, ilalang-ilalang baru menggantikannya di permukaannya. Rumput-rumput ilalang ini diambil dengan hati-hati dari pinggiran danau Titicaca. Pulau-pulau ini ditambatkan di tempatnya dengan tali-tali yang diikatkan ke tiang-tiang kayu ke dasar danau.

Hanya sedikit dari pulau-pulau itu yang mau menerima pengunjung, yang bukan berarti hal yang tidak baik karena ada laporan yang menyebutkan tradisi hidup suku Uros ini berubah cepat karena bertambahnya interaksi mereka dengan para turis. Para penghuni danau ini menganggap dirinya sebagai pelindung danau dan konon lebih dahulu dari peradaban Incan, dan menurut legenda dari generasi ke generasi, bahkan sudah ada sebelum matahari, bintang, dan bulan. Tidak heran mereka khawatir akan direcoki oleh orang-orang yang ingin tahu banyak tentang mereka.

Tuesday, November 4, 2014

Panjat Pinang

Panjat pinang adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia.


Sejarah

Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti keju, gula, serta pakaian seperti kemeja, maklum karena dikalangan pribumi barang-barang seperti ini termasuk mewah. sementara orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu.

Cara permainan :

Sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas disiapkan oleh panitia perlombaan. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon.

Oleh karena batang pohon tersebut licin (karena telah diberi pelumas), para pemanjat batang pohon sering kali jatuh. Akal dan kerja sama para peserta untuk memanjat batang pohon inilah yang biasanya berhasil mengatasi licinnya batang pohon, dan menjadi atraksi menarik bagi para penonton.

Pro kontra

Memang terjadi pro dan kontra mengenai perlombaan yang satu ini. satu pihak berpendapat bahwa sebaiknya perlombaan ini dihentikan karena dianggap mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Sementara pihak lain berpikir ada nilai luhur dalam perlombaan ini seperti: kerja keras, pantang menyerah, kerja kelompok/ gotong royong.

Tuesday, May 27, 2014

Dokar



Dokar atau ada juga yang nyebut Delman ato Andong.D0karadalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda.

Jathilan


Jathilan Dikenal juga sebagai Jaran Kepang, Jaran Dor atau Kuda Lumping di daerah lain, Jathilan adalah sebuah seni pertunjukan yang berkembang luas di berbagai penjuru Yogyakarta. Dengan anyaman bambu yang dibuat menyerupai kuda, Jathilan dipertunjukkan umumnya pada siang dan sore hari oleh sekelompok seniman yang terdiri dari penari dan penggamel (pemain gamelan).

Dahulu, Jathilan merupakan sebuah tarian ritual untuk memeanggil roh kuda dan meminta keamanan desa serta keberhasilan panen. Menurut perannya dalam masyarakat Jawa, kuda melambangkan kekuatan, kepatuhan, dan sikap pelayanan dari kelas pekerja. Hal inilah yang menginspirasi seluruh pertunjukan Jathilan yang menempatkan penari dengan kuda-kudaan sebagai pusat perhatian.

Penari Jathilan

Pada awal perkembangannya, satu kelompok penari Jathilan terdiri dari dua peran, yaitu penari kuda dan pria dengan cemeti. Meski begitu, seni Jathilan yang dimainkan dalam berbagai pertunjukan resmi saat ini sudah mengadopsi beberapa perubahan mendasar pada kostum, jumlah penari, maupun detil gerakannya.



Jalan cerita utama dalam seni Jathilan merefleksikan berbagai problematika yang timbul dalam hubungan antara masyarakat kelas atas dan kaum pekerja. Kelas pekerja yang diwakili para penari kuda digambarkan tanpa aturan, tak henti-henti bergerak; pacak golu (Menggerakkan kepala ke kiri dan kanan), siring (bergeser kesamping dengan setengah berlari), njondil (melompat), berguling, bahkan sampai kerasukan.

Di sekitarnya, pria dengan cemeti selalu mengawasi segala tindakan para kuda. Mereka digambarkan sebagai tokoh yang lebih sedikit jumlahnya, tidak urakan, dan memiliki otoritas. Kesan arogan dan datar tanpa basa basi dimunculkan oleh dominasi warna merah menyala dan hitam pada riasan wajah dan pakaiannya. Tokoh ini bergerak memutar mengelilingi penari kuda di tengah arena yang “keasyikan” mengikuti musik. Sesekali melecutkan cemeti untuk memperingatkan penari kuda jika mereka bertindak “kebablasan”.

Sebagai cerminan bahwa kesenian ini berasal dan berkembang di kalangan bawah, kesan minimal juga terpancar dari kelompok musik pengiringnya. Jika diperhatikan, bunyi-bunyian yang dihasilkan terasa datar dan monoton. 

Oncor


Pernahkah kita ingat dengan Oncor ?? Mungkin saat ini sudah lupa dan jarang ada orang yang mau pakai. Disamping sudah "kuno", peran Oncor saat ini sudah tergantikan oleh lampu senter dan juga lampur penerangan jalan. Terlebih lagi saat ini begitu susah untuk mencari minyak tanah.

kondisi diatas membuat Oncor semakin hari semakin hilang dari peredaran, yang tertinggal hanyalah sekelumit cerita mengenai hal ini.

Kalau dilihat dari asal katanya, saya tidak tau pasti darimana berasal dan apa artinya. Yang saya tahu Oncor adalah salah satu alat penerangan yang terbuat dari bambu (ukurannya sebesar tangan anak-anak), kemudian diisi dengan minyak tanah dan ditutup dengan kain atau "kawul". Kawul adalah serabut kelapa (bahasa Jawa). Sedangkan kain yang digunakan haruslah kain katun yang tidak ada campuran plastiknya.


zaman dulu kala.Oncor ini sangat fital digunakan sebagai salah satu alat penerangan yang mur-mer (murah dan meriah). Masih teringat jelas, ketika dulu selalu menggunakan oncor ini ketika pulang ngaji, kemudian "nyuluh ikan". Jadi ketika sore hari (kondisi masih terang), oncor tidak kita nyalakan, hanya dibawa saja. Dan ketika pulang ngaji (sudah sangat gelap) oncor akan kita nyalakan sebagai penerang. Kebetulan sekali waktu dulu belum ada lampu yang dipasang dijalanan.

Belik



Belik atau mBelik adalah sumur yang ada di tegalan atau sawah yang digunakan untuk menyiram Polowijo dikala musim kemarau. Fungsi Belik ini sangat vital!! karena ini merupakan satu-satunya sumber air yg digunakan untuk menyiram. Tanaman Cabai Merah, Ketimun dan juga Pare sangat tergantung dengan supply air dari Belik ini.


Biasanya Belik ini diletakkan dipojokan sawah agar relatif lebih gampang untuk diingat posisinya. Dan ketika musim penghujan datang, Pak Tani tidak kesusahan untuk mencari posisinya agar jangan sampai kecebur kesini.

Luweng


Luweng adalah sebuah tempat yang tradisional untuk memasak. Luweng tidak akan pernah tergerus jaman.meskipun sekarang ini sudah jaman Kompor Gas. Meskipun dipandang tidak terlalu ramah lingkungan.tetapi luweng ini jauh lebih aman daripada Kompor Gas yang menggunakan Gas 3 kg.

luweng selain sederhana luweng pun juga tidak berbahaya blum pernah terdengar kejadian ada luweng yang mbledos alias njeblug dan memakan korban jiwa. Dan juga disamping itu.entah kenapa makanan yang diolah dengan menggunakan luweng ini "terasa" jauh lebih nikmat dan enak. Klo gak percaya!coba klo nanti mudik, dan dirumah masih ada Luweng ini! kita minta simbok kita untuk memasak menggunakan luweng ini.dijamin makannya bisa nambah.

Kentongan



Kentongan adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu yang dipahat.

Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya.Kentongan sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman dahulu yang sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan.

Cincin Batok

Sebenarnya pada batok kelapa terdapat hal-hal yang penuh manfaat bila kita olah, kita proses dengan ketelatenan dan kreatifitas yang tinggi akan bisa terciptakan produk-produk souvenir atau handicraft yang sangat cantik, unic menarik dan penuh dengan nilai seni. Salah satu produk handicraft atau barang seni yang bisa kita hasilkan dari batok kelapa adalah cincin. Membuat cincin dari batok kelapa tidak memerlukan bahan yang banyak, hanya dengan beberapa pecahan batok kelapa kita sudah bisa menghasilkan beberapa cincin yang unic dan banyak diminati di pasaran. 


Cara membuat cincin dari batok kelapa adalah sbb:
  • Dari pecahan batok kelapa yang ada kita bersihkan dulu pemukaan atas dan bawahnya sampai halus dengan menggunakan alat yaitu kikir, ampelas kasar untuk proses penghalusannya dan untuk mengkilapkannya kita gunakan ampelas halus.
  • Kita buat atau kita jadikan dulu mata cincin, dengan bentuk atau pola lingkaran, persegi panjang, oval, bujur sangkar, model hati ( heart model ), dll. Usahakan mata cincin kita buat 2 lapis,
  • lapisan dasar yang berukuran agak lebar dan lapisan atas yang berukuran agak kecil yang kedua lapisan tersebut harus berbeda warnanya. Perbedaan warna tersebut berasal dari warna batok kelapa yang kita pilih. Ada batok kelapa yang berwarna krem atau coklat muda dan ada yang berwarna gelap – coklat tua. Setelah pecahan batok tersebut terlihat halus dan mengkilap, barulah kita bentuk dengan menggunakan gergaji triplek ataupun mata bor yang berbentuk lingkaran. Untuk merekatkan ke-2 lapisan tersebut bisa kita gunakan lem castol, alteco ataupun resin. Ukuran diameter dari mata cincin tersebut tidak perlu lebar, cukup 1 cm -1,5 cm atau berdasar pesanan.
  • Selanjutnya kita buat lingkaran jari cincinnya dengan menggunakan alat gergaji triplek ataupun mata bor bulat, yang hasilnya harus kita perhalus lagi dengan ampelas. Untuk sisi yang akan tertempel pada mata cincin kita pipihkan terlebih dahulu sesuai dengan dasar mata cincin, kemudian kita rekatkan. Proses perekatannya tetap meggunakan perekat tersebut diatas.
  • Hasil akhir bila kurang halus atau mengkilap , bisa kita semprotkan dengan cairan anti gores.
  • Demikian cara membuat cicin unik, indah dan menarik juga penuh dengan nilai artistic yang tidak membosankan dari batok kelapa, semoga artikel tersebut bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa memberikan peluang usaha atau wirausaha baru di bidang handicraft. Semoga sukses.


Topi Dari Daun


Teryata Daun yang kering bisa di jadikan kreasi topi...??? daun-daun kering yang telah jatuh di halaman rumah. Kebetulan halaman rumah ku ada sebatang pohon rindang dengan dedaunan lebar yang tak aku tahu namanya. Namun daunnya sangat bagus untuk berkreasi membuat topi. Dan untuk acara seperti ini lebih bagus memang memakai daun-daun yang telah kering saja. Jadi tidak merusak lingkungan. Bukankah cinta lingkungan harus ditanamkan semenjak dini. Dengan cara ini bisa melatih untuk kita lebih berkreasi dan juga untuk mulai mencintai alam,lingkungan..

Ungkal


Ungkal adalah batu yang berfungsi untuk mengasah alat-alat pertanian seperti arit, kampak dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar alat-alat tersebut bisa lebih tajam. Ungkal ini terbuat dari sejenis batu kapur gandik yang sangat cocok untuk mengasah alat-alat pertanian. Ungkal ini kebanyakan berukuran 10 cm X 25 cm. Tetapi ada juga yang berukuran lebih kecil, tergantung akan digunakan untuk mengasah alat pertanian jenis apa. Ungkal yang berukuran besar sangat cocok untuk mengasah arit jenis apapun. Sedangkan ungkal yang berukuran kecil ini biasanya digunakan untuk mengasah tatah dan pisau. Alat ini sangat penting untuk membantu para petani dalam hal menjaga kualitas alat-alat pertanian mereka. Karena semakin lama tentunya alat-alat pertaniannya akan menjadi kurang tajam. Dengan ungkal ini alat pertanian akan tetap terjaga ketajamannya.

Cetok


Cetok adalah alat yang biasa digunakan untuk memplester atau mengaci tembok. Alat ini juga biasa digunakan untuk mencampur adonan pasir dan semen. Cetok ini berupa lempengan berbentuk oval dengan pegangan berupa garan pada bagian bawahnya. Tapi pada beberapa cetok, juga ada cetok yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Bentuk ini dibedakan sesuai dengan kegunaan dari cetok itu sendiri. Cetok ini terbuat dari besi biasa karena untuk menjaga kelenturan dan kedinamisan alat ini saat digunakan. Alat cetok ini banyak digunakan para pekerja bangunan untuk membantu pekerjaan mereka. Alat ini sangatlah praktis dan mudah untuk digunakan. Hal ini berkaitan dengan berat alat ini yang sangatlah ringan dan siapapun bisa menggunakannya.

Cangkul


Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali ataupun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan kerja-kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah. Alat ini merupakan elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Cangkul dibuat dari baja sehingga alat ini sangatlah kuat. Cangkul atau Pacul merupakan gabungan dari bawak dan pacul itu sendiri. Bawak merupakan bagian kepala atau bagian atas dari cangkul. Sedangkan pada bagian landepan atau bagian bawahnya sering kita sebut dengan pacul juga. Pada bagian kepala terdapat lubang yang berfungsi untuk dipasangi garan pacul atau sering disebut doran. Dengan dipasangnya doran akan mempermudah dalam menggunakan alat cangkul ini.

Resep Membuat Jemblem

Walaupun namanya berbeda tapi kudapan ini banyak juga hadir di daerah lain di Indonesia. Jemblem adalah nama sajian yang terbuat dari singkong parut dan diisi dengan gula merah. Di Jawa Barat sajian ini biasa disebut misro di Jawa Tengah biasa disebut dengan klenyem.


Bahan-bahan/bumbu-bumbu:

Bahan:
  • 500 gram singkong parut 
  • 100 gram kelapa parut kasar 
  • 1/2 sendok teh garam 
  • 1/8 sendok teh vanili bubuk 
  • 75 gram gula merah sisir untuk isi 
  •  minyak untuk menggoreng 


Cara membuat

  1. Aduk rata singkong, kelapa parut, garam, dan vanili bubuk. Aduk rata.
  2. Ambil sedikit campuran singkong. Beri gula merah.
  3. Bentuk  lonjong sambil dipadatkan.
  4. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan diatas api sedang sampai matang dan kuning kecokelatan.

Cetakan Cendol


Cetakan Cendol
Seperti namanya, alat ini digunakan untuk mencetak adonan cendol yang masih hangat menjadi butiran-butiran cendol. Cendol sendiri terbuat dari tepung beras yang dicetak menjadi butiran-butiran cendol dan disajikan sebagai minuman tradisional khas Indonesia.










Cetakan Cendol
Cara menggunakan alat ini sebagai berikut:
  • Tuangkan adonan cendol yang masih panas kedalam panci cetak ini.
  • Tekan perlahan sehingga cendol keluar dari bagian bawah yang berlubang.
  • Sesuaikan ukuran cendol dengan keinginan anda, gunakan pisau atau gagang sendok untuk menyesuaikan panjang pendeknya cendol dengan cara menggesekkan pada bagian bawah cetakan yang berlubang agar cendol terputus.
  • Saat mencetak cendol, bagian bawah cetakan/tempat yang digunakan untuk menampung cendol hasil cetakan agar diberi air yang dicampuri es batu, hal ini berfungsi untuk mendinginkan cendol yang masih panas sekaligus mengeraskan cendol agar tidak menyatu kembali.

Gunting Kuku

Gunting Kuku
Siapa yang tidak kenal dengan gunting kuku? Gunting kuku merupakan alat yang dipergunakan untuk merapikan kuku yang ada pada jari-jari kita. Perawatan kuku dengan menggunakan gunting kuku ini dimaksudkan untuk merapikan kuku-kuku kita dan menjaga agar kuku tetap bersih dari kuman yang biasanya menempel pada sela-sela kuku dan kulit pada ujung jari.





Coba pembaca perhatikan kuku-kuku yang jarang dipotong dan tidak terawat, pasti banyak terdapat garis2 hitam pada sela-sela kuku kita. Garis-garis hitam ini merupakan kotoran baik itu berasal dari debu atau benda-benda lain yang kita pegang yang menumpuk pada sela-sela kuku dan menjadi sarang kuman dan penyakit. 

Gunting Kuku

Lalu bagaiman dengan cara kerja alat ini? Gunting kuku biasanya menggunakan prinsip kerja pengungkit sederhana, dimana dengan menekan kedua sisi sayap gunting kuku maka bagian ujung gunting kuku yang dipergunakan untuk memotong akan bekerja naik dan turun.